Pemilu 2024 sudah didepan mata, sudah siapkah kita? Sejak jauh hari persiapan demi persiapan sudah dilakukan untuk mendukung terlaksanakan proses pemilihan umum yang jujur, adil dan akuntabel. Semua rakyat Indonesia akan ikut menyemarakkan dan mengikuti pesta demokrasi ini sebaik mungkin termasuk mendukung peran generasi milenial dalam pemilu.
Anggota Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), Puadi mengingatkan kepada jajarannya agar menjalankan amanah dengan baik. Menjalankan tugas tanpa memiliki misi tertentu, tetapi melakukannya berdasarkan prinsip penyelenggaraan pemilu yang sudah ditentukan.
Inilah dasar dari pelaksanaan pemilu dan keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia dalam menjalankan pemilu memiliki tujuan yang sama, yaitu agar bangsa Indonesia terus maju dan berkembang lebih baik dimasa mendatang.
Data Jumlah Pemilih Pemilu 2024
Berdasarkan rapat pleno terbuka diketahui rekapitulasi Data Pemilih Tetap (DPT) tingkat nasional untuk pemilu 2024 adalah 204.807.222 pemilih. Data ini tentu mencakup seluruh rakyat Indonesia mulai usia 17 tahun baik dalam maupun luar negeri.
Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah pemilih dari generasi milenial dan Z mencapai jumlah yang cukup banyak, yaitu sekitar 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Jumlah tersebut tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena menjadi nilai yang sangat berharga.
Tantangan dan Peran Generasi Milenial dalam Pemilu
Pemilu merupakan momen penting dalam demokrasi suatu negara, yaitu warga negara akan memberikan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang akan mewakili mereka. Dalam konteks ini tentunya melibatkan juga generasi generasi muda baik generasi milenial juga Z yang memiliki peran krusial dalam menentukan arah perubahan politik dan sosial negara. Namun dibalik itu, terdapat tantangan yang dihadapi oleh generasi tersebut yang tak bisa diabaikan.
Salah satu tantangan utama yang harus dihadapi oleh generasi milenial adalah minimnya partisipasi politik. Meskipun generasi milenial dan Z merupakan kelompok terbesar dalam populasi Indonesia, tetapi banyak dari mereka yang belum menyadari pentingnya aktif terlibat dalam politik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi yang rendah dalam pemilu-pemilu sebelumnya. Tanggung jawab jatuh pada generasi milenial untuk memahami bahwa perubahan yang mereka inginkan dalam sistem politik hanya dapat terjadi apabila mereka aktif terlibat dan menggunakan hak suara mereka.
Selain itu, generasi milenial dan Z juga menghadapi tantangan dalam memperoleh informasi yang akurat dan tidak bias. Dalam era digital, informasi cepat dan mudah didapatkan, tetapi kebenarannya sering kali dipertanyakan. Generasi milenial harus mampu memilah informasi yang baik dan dapat dipercaya dari yang palsu atau manipulatif. Dalam konteks pemilu, informasi yang tidak akurat dapat mempengaruhi pemilihan yang ceroboh dan membahayakan proses demokrasi. Maka dari itu, generasi milenial perlu menjadi pemilih yang cerdas dan kritis dengan sumber informasi yang mereka konsumsi.
Peran generasi milenial dalam pemilu 2024 sangatlah penting. Mereka memiliki potensi untuk mengubah paradigma politik yang sudah ada dan memberikan suara kepada pemimpin yang mewakili aspirasi mereka. Generasi milenial juga memiliki kemampuan dalam teknologi dan media sosial yang dapat digunakan sebagai alat untuk memobilisasi dan menyebarkan pesan politik dengan lebih efektif. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, generasi milenial dapat memanfaatkan kemampuan teknologi untuk mendorong partisipasi politik yang lebih besar dari sesama generasi mereka.
Generasi bangsa mulai dari generasi milenial dan Z adalah generasi yang memiliki peran yang sangat penting dalam pemilu. Dengan jumlah populasi yang besar dan aksesibilitas teknologi yang tinggi, generasi ini memiliki potensi luar biasa dalam membentuk masa depan negara. Berikut adalah beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam pemilu, antara lain:
1.Dapat Menginformasikan Diri dengan Baik
Generasi milenial dan Z dapat memainkan perannya sebaik mungkin dengan cara memastikan diri mereka terinformasi tentang isu-isu politik yang relevan. Mereka dapat membaca berita dari sumber yang terpercaya, mengikuti debat politik, dan mengikuti perkembangan politik melalui media sosial. Dengan menyebarkan informasi yang akurat, generasi milenial dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu politik di kalangan sesama rekan mereka.
2. Mendaftar dan Menggunakan Hak Pilih
Hak pilih adalah hak demokratis yang harus digunakan secara aktif. Generasi milenial dapat mewujudkan peran mereka dalam pemilu dengan mendaftar sebagai pemilih dan menggunakan hak pilih mereka. Dalam pemilihan, pemilu yang melibatkan generasi milenial dan Z dapat menghasilkan keputusan yang lebih mewakili kepentingan mereka dan mencerminkan suara mereka tentang masa depan negara.
3. Terlibat dalam Kampanye dan Gerakan Politik
Generasi milenial dan Z juga dapat terlibat secara langsung dalam kampanye politik dan gerakan politik yang mereka yakini. Dengan menjadi relawan, menyebarkan kampanye melalui media sosial, atau menghadiri pertemuan politik, generasi milenial dan Z dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kandidat atau isu-isu tertentu. Kolaborasi dan kerjasama dengan generasi lainnya dapat memperkuat pengaruh mereka dalam pemilu.
4. Mendorong Partisipasi Politik di Kalangan Sesama Generasi
Selain terlibat secara langsung dalam aktivitas politik, generasi milenial dan Z juga dapat mendorong partisipasi politik di kalangan sesama generasinya. Mereka dapat mengadakan diskusi politik, mengedukasi teman-teman mereka tentang pentingnya pemilu, dan memotivasi mereka untuk mendaftar dan menggunakan hak pilih. Dengan bekerja bersama, generasi milenial dapat membentuk pengaruh yang lebih kuat dalam proses pemilu.
Partisipasi Generasi Muda Disabilitas dalam Pemilu 2024
Pada Pemilu 2024 mendatang, partisipasi remaja dengan disabilitas menjadi perhatian penting dalam upaya mewujudkan demokrasi yang inklusif. Partisipasi politik remaja dengan disabilitas melibatkan mereka dalam proses pemilihan umum, baik untuk memberikan suara juga secara aktif terlibat dalam pembentukan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan di masa mendatang. Meskipun remaja dengan disabilitas memiliki hak yang sama untuk memilih seperti rekan-rekan sebaya mereka, masih banyak tantangan dan hambatan yang harus diatasi.
“Banyak remaja yang belum pernah ngerasain nyoblos, bahkan belum tahu saat pemilu harus ngapain, kenapa harus memilih juga apa sih fungsi pemilihan itu? masih banyak yang belum paham hal itu dan pemilu ini juga jadi pengalaman pertama. Saya juga champion dari Indonesia tahun lalu itu. Konsep kami adalah remaja dengan disabilitas harus punya partisipasi yang bermakna yang terlibat langsung, tidak hanya jadi sebuah objek sasaran untuk pihak tertentu.” Kenichi Satria Kaffah (Remaja dengan Disabilitas)
Dalam konteks peningkatan partisipasi politik remaja dengan disabilitas, penting untuk memperhatikan aksesibilitas fisik dan komunikasi. Fasilitas pemungutan suara harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan fisik remaja dengan disabilitas, seperti memastikan bahwa tempat pemungutan suara dapat diakses oleh kursi roda dan dilengkapi dengan fasilitas ramah disabilitas lainnya. Selain itu, perlu diperhatikan juga aksesibilitas informasi tentang proses pemilihan dan calon yang ada dalam bentuk yang dapat diakses oleh remaja dengan berbagai kebutuhan komunikasi. Informasi yang tampil menarik dapat disajikan dalam berbagai format seperti teks besar, braille, atau bahasa isyarat.
Ruang publik KBR dan NLR Indonesia bertema Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024 memberikan wawasan berharga jelang pemilu mendatang. Hal ini menjadi dukungan bagi partisipasi politik remaja dengan disabilitas yang juga perlu ditingkatkan. Pelatihan dan informasi tentang sistem politik dan proses pemilihan dapat diberikan kepada mereka sehingga mereka dapat memahami pentingnya partisipasi mereka dalam mempengaruhi masa depan negara.
Selain itu, partisipasi remaja dengan disabilitas dalam proses politik juga membutuhkan dukungan dari keluarga, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan. Semakin banyak pihak yang menyadari pentingnya partisipasi politik remaja dengan disabilitas, semakin besar peluang mereka untuk berkontribusi dalam proses pembuatan kebijakan.
Dalam rangka menghasilkan partisipasi politik remaja dengan disabilitas yang bermakna, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan remaja dengan disabilitas itu sendiri. Melalui pemenuhan hak-hak dasar dan kebutuhan mereka, sehingga remaja dengan disabilitas dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Pembangunan dan keberhasilan pemilu 2024 tidak dapat dilepaskan dari peran generasi milenial. Tantangan dan peran generasi milenial dalam pemilu yang dihadapi oleh generasi ini perlu diatasi melalui partisipasi politik yang aktif dan kritis serta pemilihan yang cerdas. Generasi milenial dan Z memiliki kemampuan dan keahlian yang dapat digunakan untuk membuat perubahan yang nyata dalam kehidupan politik di Indonesia. Dengan kesadaran akan pentingnya peran mereka dalam pemilu, generasi milenial dan Z dapat menjadi agen perubahan yang memiliki dampak positif bagi masa depan bangsa.
Yuk bersama, siapkan diri mengikuti pesta demokrasi Indonesia, 14 Februari 2024. Tunjukkan partisipasimu dengan menggunakan hak pilih sebaik mungkin.
Salam