Sering kali kita mendengarkan ungkapan
“Wanita tercipta dari tulang rusuk, maka jangan jadikan ia tulang punggung”
Ungkapan diatas sungguh dalam maknanya. Sejatinya perempuan itu lemah, ibarat tulang rusuk yang bengkok, namun kenyataan yang ada, justru mereka harus kuat layaknya tulang punggung.
Rumah tangga bahagia adalah rumah tangga dimana pasangan suami istri menjalani peran masing-masing, suami mencari nafkah dan istri menjalani kodratnya dalam mengurus kebutuhan rumah tangga Namun pada kenyataannya, kebanyakan pasangan masih memberikan peluang lebih kepada istri, selain mengurus rumah dan anak, juga untuk bekerja di luar rumah. Namun apa yang terjadi jika penghasilan istri lebih besar dari pada penghasilan suami. Niat yang semula istri hanya membantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kini bergeser menjadi ponopang ekonomi keluarga. Lelah dan letih sungguh yang dirasakan oleh sang istri, sebab dia sering merasa kewalahan dalam menjalani perannya, sebagai istri dan ibu di rumah, juga sebagai tulang punggung dalam keluarga. Jika Anda berada dalam posisi ini, berikut hal-hal penting yang mesti dipahami dalam menjalani peran sebagai tulang punggung.
Pertama, ikhlaslah dalam melaksanakan segala sesuatu.
Setiap pekerjaan yang di lakukan dengan tidak ikhlas pasti akan terasa berat. Untuk itu keikhlasan sangat di perlukan dalam menjalani peran ini.
Kedua, jalin komunikasi yang mesra bersama suami dan selalulah berdisikusi
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, termasuk komunikasi untuk selalu berkomitmen dalam mengatur keuangan , pendidikan anak dan sebagainya.
Ketiga, motivasi terus suami untuk giat dalam mencari nafkah.
Suami yang penghasilannya lebih rendah sering merasa harga dirinya terkoyak, karena mereka sadar bahwa tugas utama suami adalah mencari nafkah dan menjadi ekonomi keluarga. Untuk itu diperlukan motivasi yang besar dari istri untuk selalu mendorong suami giat dalam mencari nafkah.
Keempat, jaga wibawa suami di mata anak-anak.
Istri yang berpengasilan besar cendrung mempunyai power di dalam rumah. Namun Anda perlu menekan dalam-dalam ego tersebut, guna menjaga wibawa suami di mata anak-anak.
Kelima, atur menejeman waktu untuk meringkaskan pekerjaan rumah.
Agar Anda tidak kelelahan menjalani dua peran, atur menejeman waktu. Diskusikan dengan suami pembagian tugas, manfaatkan perlengkapan elektronik rumah tangga guna meminimalisir pekerjaan rumah.
Keenam, perkuat ibadah serta banyak berdo’a.
Menjaga kedekatan dengan sang pencipta sangat penting, dalam mengaruni bahtera rumah tangga. Perbanyak berdoa kepada Tuhan supaya anda di beri kekuatan dalam menjalani dua peran serta berdoa agar suami selalu giat dalam mencari nafkah.