Sudahkah kita semua memahami bagaimana sebenarnya sejarah qurban secara singkat dan jelas? Setelah tahu bagaimana sejarahnya, sudahkah kita menceritakan sejarah qurban tersebut dengan jelas kepada anak-anak?
Pemahaman tentang sejarah qurban memang sudah selayaknya kita kenalkan kepada anak-anak sejak dini. Tujuannya agar mereka juga bisa memahami dengan baik apa sebenarnya hari qurban itu dan kisah yang terjadi dibalik hari qurban tersebut.
Daftar Isi :
Sejarah Singkat Tentang Qurban Dalam Agama Islam
Hari Raya Idul Adha diperingati oleh umat Islam setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Seperti yang kita ketahui bahwa perayaan hari besar ini identik dengan sejarah kisah Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail a.s.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2)
Dalam Al Quran dijelaskan bagaimana awal mulanya yaitu Nabi Ibrahim a.s. bermimpi mendapatkan perintah dari Allah Swt. untuk menyembelih anaknya. Setelah terbangun Nabi Ibrahim pun merasakan kesedihan yang mendalam. Putra tercinta, Nabi Ismail yang sempat terpisah lama dengannya harus dikorbankan.
Sebagai seorang Nabi dan Rasul yang taat kepada perintah Allah Swt. beliau pun tidak bisa menolak perintah tersebut. Bertanyalah Nabi Ibrahim a.s. kepada putranya, “Wahai Anakku, saya mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih-mu dan karena ini merupakan perintah dari Allah, maka saya tidak bisa menolaknya”.
Tanpa diduga reaksi Nabi Ismail langsung mentaati dan tidak membantah atas permintaan ayahnya. Karena Nabi Ismail a.s. percaya akan apa yang disampaikan oleh ayahnya.
“Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang diperintah oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah,’’ (QS. Ash-Shaffat:102)
Mendengar jawaban putranya, Nabi Ibrahim menangis. Penuh rasa haru dan kemudian, Nabi Ibrahim dengan penuh keikhlasan melaksanakan perintah Allah. Membawa Nabi Ismail pergi ke atas bukit.
Segala persiapan pun dilakukan Nabi Ibrahim untuk proses penyembelihan, tetapi saat akan dieksekusi, Allah Swt. menurunkan perintah dengan memperbolehkan mengganti qurban tersebut dengan seekor domba, bukan putranya.
Tujuan Berkurban Dari Kisah Sejarah Qurban
Dibalik kisah sejarah qurban yang singkat dan jelas tersebut terdapat tujuan bagi umat Islam. Yaitu menjalankan ibadah qurban untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt. Ibadah qurban dilakukan untuk memperkuat dan mempertebal ketaqwaan kita kepada Allah dan Allah Swt. akan menilai ibadah ini sebagai wujud ketaqwaan hamba kepada-Nya.
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS Al Hajj, 22: 37)
Yang Pertama Kali Berkurban Berdasarkan Sejarah Qurban
Secara historis, ibadah qurban sudah ada sejak Nabi Adam a.s. Dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa qurban pertama kali yang terjadi di muka bumi ini adalah qurban yang diselenggarakan oleh dua putra Nabi Adam yaitu Habil dan Qabil kepada Allah Swt.
Sedangkan secara formalistik, sejarah ibadah qurban bermula dari Nabi Ibrahim a.s. yaitu, saat bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih putra tercintanya, Nabi Ismail a.s.
Nabi Muhammad saw. melakukan qurban pada waktu Haji Wada di Mina setelah shalat Idul Adha. Beliau menyembelih 100 ekor unta, 70 ekor disembelih dengan tangannya sendiri dan 30 ekor disembelih oleh Sayyidina Ali radhiyallahu anhu.
“Tiada satu amalpun yang dilakukan seorang anak manusia pada Yaumun-Nahr (hari raya qurban) yang lebih dicintai oleh Allah selain menumpahkan /mengalirkan darah (hewan qurban yang disembelih). Maka berbahagialah kamu karenanya” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Keteladanan dari Sejarah Qurban Singkat dan Jelas Dalam Pengasuhan Anak
Anak merupakan amanah Allah ‘azza wa jalla. Masa tumbuh kembangnya cukup panjang dan dalam proses pertumbuhannya tersebut membutuhkan role model yang nantinya dapat dijadikan panutan.
Nabi Ibrahim a.s. merupakan sosok ayah memberikan panutan terbaik. Tidak pernah berbohong, menjadi teladan dan bisa dipercaya juga tidak pernah menyakiti perasaan dan mengecewakan anaknya. Sikap inilah yang membuat Nabi Ismail berbakti dan dengan ikhlas mau mengikuti kehendak ayahnya untuk memenuhi perintah Allah Swt.
Sebagai orang tua, Nabi Ibrahim menjadi contoh dalam pengasuhan anak. Berdasarkan kisahnya, Nabi Ibrahim merupakan ayah dan manusia yang menjadi suri tauladan bagi keluarga, bangsa, umat dan seluruh umat manusia pada zamannya. Ujian yang datang tidaknya gentar justru menambah ketakwaan kepada Allah Swt.
Keteladanan ini yang selayaknya menjadi pelajaran berharga bagi para orang tua. Tidak hanya terpaku pada pola pendidikan yang didapatkan dari masa kecil dulu, tetapi mau terus belajar dan menggali ilmu agar bisa menjadi orang tua yang lebih baik.
Memberikan Pemahaman Sejarah Qurban Singkat dan Jelas Pada Anak
Pada jelang hari raya Idul Adha anak-anak akan melihat banyaknya kambing dan sapi yang terlihat di lahan-lahan terbuka. Jumlah saat ini memang jauh berbeda dengan kondisi tahun sebelumnya. Karena adanya kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang banyak terjadi di beberapa daerah.
Momentum seperti ini biasanya saya jadikan sebagai media edukasi untuk anak. Menjelaskan bagaimana sejarah qurban secara singkat dan jelas. Apa yang dialami Nabi Ibrahim beserta putra tercintanya, Nabi Ismail a.s. dan apa sebenarnya tujuan dari berkurban.
“Bunda, kenapa sih kita harus berkurban terus motongnya dilapangan dan dibagi-bagi?”, tanya Syifa yang usianya menjelang TK.
“Syifa masih ingat bagaimana kisah Nabi Ibrahim yang pernah bunda ceritakan waktu lalu? Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah Swt. untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail a.s. Padahal siapa sih ayah yang tidak sayang dengan anaknya dan apalagi Nabi Ismail sudah lama tidak bersama dengan ayahnya.”
“Allah Swt. adalah Tuhan sekalian alam yang perintah-Nya wajib kita taati. Maka Nabi Ismail pun tidak keberatan dengan perintah tersebut, tetapi Allah segera meminta Nabi Ibrahim untuk menggantinya dengan domba.”
“Syifa tahukan siapa yang menciptakan manusia dan segala isinya, baik hewan, bulan, tanaman dan semua makhluk hidup?”, Syifa pun mengangguk perlahan, “Allah Swt. kan Bunda.”
“Ya, Allah Swt. adalah Maha Pencipta dan pemilik alam semesta dan sudah semestinya kita sebagai hamba-Nya taat dan patuh akan semua perintah-Nya. Begitu juga saat punya keinginan kita berdoa kepada Allah Swt. yaitu meminta hanya kepada Allah bukan kepada makhluk lainnya.”
Untuk lebih memudahkan pemahamannya, saya menjelaskan seputar qurban melalui media ebook. Ya, aplikasi ebook ini membuat dia semakin memahami bagaimana kisah sejarah qurban secara singkat dan jelas.
Peran Digital Untuk Pengembangan Ilmu
Perkembangan dunia digital terus semakin melesat. Era digital tidak hanya didominasi oleh satu kalangan usia saja, tetapi semua umur ikut menikmatinya. Anak-anak hingga lansia.
Masa pandemi selama dua tahun lebih menjadi pembelajaran berharga bagaimana kita menghadapi situasi yang sulit dengan berbagai keterbatasan. Semua aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah membuat imun tubuh menjadi lebih terkuras. Namun majunya teknologi digital membuat akses tetap bisa dilakukan tanpa batas.
Dampak positif yang kita dapatkan dari teknologi digital, yaitu :
- Proses komunikasi jadi lebih mudah
- Mempermudah mendapatkan banyak informasi
- Ragam literasi menjadi lebih banyak
- Membantu perekonomian dengan berbagai jenis usaha
- Meningkatkan kreativitas, dll.
Seperti sisi mata uang, ada dampak positif juga ada negatifnya. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut maka perlu ada pengawasan dan kontrol agar aktivitas yang dilakukan tidak membuat diri ketergantungan hingga kebablasan.
Layanan internet provider tentu menjadi bagian dari teknologi digital yang ada. IndiHome merupakan layanan internet cepat resmi dari Telkom Group. IndiHome hadir dengan menggunakan jaringan fiber optik dan tersebar di seluruh negeri membuat akses menjadi lebih mudah, lebih cepat, stabil dan tahan terhadap cuaca. Alhasil semua aktivitas yang kita lakukan bisa lebih optimal.
Penutup
Memahami bagaimana sejarah qurban singkat dan jelas akan membuat kita semakin merasa bahwa keberadaan kita sangatlah tergantung kepada Allah Swt. Berkurban merupakan salah satu wujud rasa syukur dan patuh akan ketetapan-Nya. Dukungan ibadah haji juga melakukan ibadah kurban merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah Swt.
Semakin berkembangnya dunia digital membuat kita makin memahami banyak hal yang sebelumnya belum kita ketahui. Akses digital yang terus dimanfaatkan dengan baik tentu akan mendukung keilmuan dan meningkatkan rasa syukur kita juga.
Yuk, terus memanfaatkan akses digital sebaik mungkin agar terus berkembang lebih baik dan mampu memberikan kebermanfaatan juga untuk sekitar kita.
Salam,
Sumber :
https://mui.or.id
Iya mba aku juga pengennya tiap tahun berkurban dan menunaikan ibadah haji khusus /plus sama suami, aamiin
Setuju banget Mba.. kemajuan dunia digital banyak membawa dampak positif jika dimanfaatkan dengan baik. Ini nih contohnya, saya bisa belajar lagi tentang sejarah Qurban dari baca-baca blog mba Asih. Terima kasih sharingnya
Memang betul, ya, Mbak, kita mesti memanfaatkan kemudahan akses digital saat ini untuk hal-hal yang positif. Masya Allah, sejarah Qurban memang luar biasa dan mesti diajarkan sejak dini kepada anak-anak supaya mereka mengerti dan memahami asal mula sejarahanya.
Sangat ingin berkurban tahun depan, semoga saya diberikan kemudahan. Terima kasih sharing ilmunya sangat berguna.
anak-anak memang sebaiknya diberikan pemahaman sejak kecil ya, mbak terkait ibadah kurban ini. duh jadi pr nih buat saya soalnya anak-anak masih belum mengerti kisah di balik ibadah kurban ini
dengan berqurban, kita jadi bisa mengikuti teladan dari Nabi Ibrahim, bahwa semua kembali pada Allah, kita hanya titipan dan ketika Allah meminta titipan tersebut kita harus rela berkorban sebagai bentuk ketaatan kita.
dengan adanya teknologi dan Internet membuat kita jadi bisa lebih mudah mendapatkan informasi.
Betul Mba. Memahami arti qurban sangat perlu diketahui agar lebih yakin dalam berqurban. Sayang tidak semua memahami hal tersebut.
Memang teladan sikap Nabi Ibrahim perlu kita terapkan dalam kehidupan dan pola asuh kita sehari-hari ya Mbak.
Ikhlas mematuhi semua perintah Allah SWT yang perlu kita tanamkan pada anak-anak kita.
Terima kasih pengingatnya, Mbak.