Sebuah pertanyaan muncul saat memasuki gerbang kehidupan menjadi orang tua, bagaimana sih cara mendidik anak sesuai umur? Untuk menjawabnya tentu bukan hal mudah, karena kita perlu memahami dan mengenal lebih dekat tentang dunia baru ini. Ya, menjadi orang tua adalah awal dari langkah yang panjang.
Sejak awal melangkah saya dan suami berusaha menyamakan langkah dalam proses pengasuhan buah hati. Menggali do and don’t yang sebaiknya dilakukan, belajar dari pengalaman pola asuh yang pernah dijalani dan menggali ilmu dari ahli parenting.
Ternyata cukup banyak teori parenting yang perlu dipahami lebih mendalam. Karena seorang anak tidak hanya terlahir untuk dibesarkan dengan pemenuhan kebutuhan fisiknya saja, tetapi lebih dari itu. Sehingga membutuhkan sentuhan mendalam yang jauh nantinya bisa lebih dirasakan.
Daftar Isi :
Pola Pengasuhan Buah Hati
Masa pertumbuhan tidak hanya memakan waktu satu hingga tiga tahun saja, tetapi panjang. Karena tumbuh tidak hanya terlihat secara fisik semata, kondisi mentalnya juga perlu mendapatkan perhatian.
“Bunda kenapa sih adek nggak boleh main hp, kok Mbak boleh? Aku kan juga udah besar,” proses si bungsu suatu hari.
“Adek boleh kok main hp, tapi ada batasan waktunya. Mbak waktunya lebih lama karena tugas sekolah Mbak dikirimnya lewat hp,” jawabku menjelaskan.
Memberikan pemahaman dan penjelasan pada anak memang tidak semudah kita berbicara dengan teman sejawat. Berbicara dengan perlahan, memilih kosakata yang mudah dipahami dan menjelaskan dengan suasana yang nyaman.
Setiap orang tua akan berusaha memahami anaknya satu persatu. Karena meskipun terlahir dari rahim yang sama, tetapi memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Fakta inilah yang membuat kita sebagai orang tua diingatkan untuk tidak membandingkan antara satu anak dengan yang lainnya.
Biarkan mereka tumbuh dengan baik dan menjadi diri mereka sendiri karena pada dasarnya setiap anak adalah insan yang unik dan menarik. Untuk menambah wawasan seputar dunia parenting, saya memanfaatkan berbagai aplikasi pendukung yang mampu memberikan support dalam pengasuhan dan memahami bagaimana cara mendidik anak sesuai umur.
Era digital saat ini, kita memang banyak mendapatkan dukungan yang canggih untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Mulai dari aplikasi pendukung sampai kegiatan memasak di rumah, tentunya dengan memaksimalkan paket internet cepat. Alhasil dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mendukung masa tumbuh kembang anak.
Parenting Ala Keluargaku
“Bunda, tolong bantuin adek ngerjain tugas sekolah dong. Bingung nih Bun,” rengek si bungsu saat mendapat tugas Math.
“Iih, gampang gitu aja masa minta dibantuin Bunda, kerjain sendiri dong. Lagian di sekolah juga udah diajarin,” goda si kakak begitu mendengar adiknya merengek.
Sebagai orang tua, kita sebenarnya memahami bahwa setiap anak mempunyai kelebihan dan keunikannya masing-masing. Namun terkadang disadari atau tidak, kita justru membandingkan antar mereka. Anak A mempunyai banyak kelebihan yang jauh berbeda dengan anak B, atau sebaliknya.
“Jangan menyesali, menyalahkan bahkan mengutuk kelemahan yang dimiliki anak, karena Tuhan juga memberikan kelebihan untuknya. Fokuslah pada kelebihan yang ia miliki, dukung terus sehingga ia percaya diri dengan kelebihan yang ia miliki. ~ Bunda Aulia (Psikolog Anak)
Kutipan parenting ini mengingatkan saya untuk bisa menahan diri ketika ada keinginan untuk membandingkan anak-anak. Saya tarik rem kuat-kuat agar hal tersebut tidak terjadi. Berusaha mengendalikan emosi dan berfikir dengan tenang.
“Iya Dek, tenang aja nanti kita selesaikan bersama ya. Ini kakak bukannya bantu adik sih, biar tugasnya bisa cepat selesai. Kok malah digodain gitu.”
Membandingkan antara satu sama lain memang mudah, tetapi dampak yang ditimbulkan juga justru lebih dalam. Anak jadi mudah minder, tidak percaya diri, kurang keberanian dan mudah patah semangat. Duh, jangan sampe begitu ah.
Sama halnya kita tidak bisa membandingkan perkembangan anak sekarang dengan dahulu. Zaman sudah banyak perubahan. Kondisi yang dihadapi juga jauh berbeda dan jelaslah perbedaan yang terjadi.
Cara Mendidik Anak Sesuai Umur Menurut Ahli Parenting
Pola pengasuhan pun menyesuaikan dengan generasi yang dihadapi. Ini menjadi tantangan besar untuk para orang tua, akan sejauh manakah orang tua berperan dalam pengasuhan buah hatinya di masa digital saat ini.
Kemajuan teknologi membuat anak era digital lebih berkembang pesat dan canggih dalam dunia digital jauh lebih unggul dari orang tuanya. Darling dan Steinberg, 1993, mencetuskan tiga pola pengasuhan, yaitu :
1. Pengasuhan Otoriter (Tiger Parenting)
Merupakan model pengasuhan yang lawas dan kekurangannya adalah anak-anak sangat tergantung pada orang tua dalam mengambil keputusan. Kondisi ini memberikan dampak buruk terhadap kebahagiaan emosi untuk jangka panjang.
2. Pengasuhan Permisif (Jellysh Parenting)
Adalah kebalikan dari pola pengasuhan otoriter, yaitu anak lebih banyak mengendalikan orang tua. Tujuannya untuk membentuk ketergantungan emosional antara anak dan orang tua. Namun hasilnya anak jadi kurang mampu berkompetisi dan mengikuti tatanan sosial.
3. Pengasuhan Otoritatif (Dolphin Parenting)
Pengasuhan yang melibatkan 3 faktor yaitu hubungan orang tua dan anak, praktek dan perilaku orang tua serta sistem keyakinan orang tua. Tujuan pengasuhan ini adalah melakukan kolaborasi bersama, menjaga gaya hidup seimbang dan mengoptimalkan nilai-nilai karakter. Para pendidik pun menilai pola pengasuhan ini sangat relevan dengan abad 21 ini.
Orang Tua, Anak dan Internet
Proses pengasuhan seyogyanya menjadi pilihan bersama antara ibu dan ayah. Karena sosok orang tua adalah role model yang membersamai tumbuh kembang buah hatinya. Sehingga keduanya perlu menyamakan pemikiran dan keinginan untuk meraih satu tujuan yaitu mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Meniti jalan bersama dengan persamaan tujuan akan membuat ikatan keluarga menjadi lebih kuat. Saat yang satu lupa, pasangan akan mengingatkan. Terus saling mengingatkan satu sama lain. Ketika yang satu marah maka pasangan berusaha memadamkan dan menenangkan.
“Proses pendidikan anak adalah proses bersama antara kedua orang tua dan keberhasilannya tergantung pada kerjasama antara kedua pasangan. Tidak tepat bila masing-masing dari suami atau istri memiliki rencana atau tujuan sendiri dalam mendidik anak tanpa melibatkan pasangannya. Salah satu sebab penyimpangan pada anak-anak dari orang tua yang saleh adalah adanya ketidakseimbangan didikan dan ketidaksepakatan antara kedua orang tua.”
Namun saat anak sudah semakin tumbuh besar, saling mengingatkan juga bisa melibatkan mereka. Bahkan mereka pun bisa diajak ikut diskusi. Memang pemikiran mereka belum matang, tetapi apapun masukan yang diberikan tetap menjadi sumbangsih pemikiran. Biasanya dalam menentukan tempat berlibur, atau menentukan pilihan acara keluarga. Memang terkesan simple, tetapi ekspresi mereka menunjukkan sinar bahagia.
Perkembangan anak generasi Millennial sampai generasi Alpha sangatlah pesat didukung dengan kemajuan teknologi digital. Mereka tidak hanya bergelut saat berada di sekolah saja, tetapi juga ketika di rumah. Adanya paket internet cepat semakin memudahkan apa yang ingin mereka dapatkan.
Tidak hanya tentang tugas disekolah saja, dalam berbagai hal pun mereka bisa dapatkan dengan mudah. Adanya aplikasi pendukung tertentu juga interaksi dengan social media membuat daya pikir mereka meluas. Tak heran jika mereka jadi unggul dan lebih banyak tahu akan berbagai hal.
Inilah tantangan orang tua zaman now. Lalu seberapa mampukah orang tua membersamai mereka dengan dukungan teknologi digital saat ini? Sebagai ibu saya mengakui tidak dapat sepenuhnya mampu mengimbangi kecanggihan mereka. Namun demikian bukan berarti saya menyerah dan memberikan kebebasan penuh.
Peran Teknologi Digital Terhadap Pola Pengasuhan Anak
Menitikberatkan pada kepercayaan dan mau berbagi, saling berinteraksi dengan keterbukaan. Orang tua punya aturan tertentu dan anak menjalankannya dengan keterbukaan. Tujuannya agar orang tua bisa menjadi tempat curhat mereka juga sharing tentang berbagai hal yang ingin mereka ketahui.
“Love is the chain whereby to binds a child to its parents.” ( Cinta adalah rantai yang mengikat seorang anak kepada orang tuanya.) – Abraham Lincoln
Teori cara mendidik anak sesuai umur menjadi masukan yang berguna, kemudian penerapannya disesuaikan dengan keinginan orang tua. Ingin menjadikan anak-anak seperti apakah kelak tentu dimulai sejak pengasuhan dini.
Memanfaatkan paket internet cepat tidak semata untuk faktor ekonomi saja. Bukankah saat ini segalanya sudah menjadi lebih mudah, bahkan dimudahkan dalam genggaman tangan. Tinggal klik klik, apa yang kita inginkan bisa dengan cepat didapatkan.
Banyak informasi yang kita dapatkan dari berbagai aplikasi. Mulai dari info terupdate, viral dan detail informasi lainnya. Kerenkan kalau begini. Indonesia tercatat berada di urutan ke empat pemakai internet terbesar di dunia. Karena tidak hanya kaum muda saja yang memanfaatkannya. Usia anak hingga tua ikut berperan didalamnya dengan berbagai tujuan.
Seputar info pengasuhan tidak hanya melalui satu media saja, tetapi bisa dengan beragam aplikasi pendukung. Tak heran jika semua menuntut penggunaan paket internet cepat agar segala yang diinginkan cepat terpenuhi.
Penutup
Pola cara mendidik anak sesuai umur seperti apa yang diinginkan, masihkah bingung menentukan pilihan? Kemajuan teknologi sudah memberikan banyak dukungan apalagi dengan paket internet cepat.
Telkom Indonesia memberikan fasilitas penuh untuk pemenuhan kebutuhan internet dari Sabang sampai Merauke. Mungkin masih ada yang belum terjangkau sepenuhnya, dan berbagai usaha terus diupayakan agar jangkauan semakin meluas.
IndiHome menjadi pilihan internet Indonesia yang mampu memberikan support untuk seluruh masyarakat dalam segala sektor kehidupan. Anak-anak bisa menikmati tayangan edukatif, dan orang tua pun bisa ikut mendampingi untuk meningkatkan bonding.
Majulah generasi penerus dengan dukungan Telkom Indonesia. Kembangkan dan perluas wawasanmu bersama paket internet cepat untuk membahagiakan orang tua tercinta.
Salam,
Mbak Asih, aku baru tahu lho ada istilah parenting a la hewan seperti tiger, jelly fish, dan dolphin. Mudah mendapatkan gambaran mana parenting yang cocok buat keluarga.